Minggu, 15 Maret 2015

Struktur geologi pantai Kuta dan Tanjung Aan (Lombok)

  • GEOLOGI PULAU LOMBOK
  Wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis dan merupakan kesatuan wilayah laut yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh Barat – Timur 5.110 Km. dan jarak terjauh Utara – Selatan 1.118 Km. ini berarti panjang kepulauan Indonesia menduduki + 1/8 equator.
     Pulau Lombok terletak di kawasan Wallacea. Penyebutan nama Wallacea digunakan untuk menunjuk kawasan di Indonesia bagian tengah yang terletak diantara paparan-paparan kontinental dangkalan Sunda (Sundaland) dan dangkalan Sahul (Sahulland). Pulau Lombok merupakan pulau pada busur vulkanik dalam. Pulau-pulau pada busur vulkanik dalam pada dasarnya adalah pulau vulkanik samudra yang terbentuk dari serpihan kerak samudra yang tersubduksi kedalam mantel lempeng yang ada diatasnya. Adanya tambahan takanan akibat pemanasan pada proses subduksi ini menyebabkan munculnya gunung berapi yang terus bertambah tinggi hingga muncul kepermukaan laut akibat adanya kegiatan vulkanik.
    Pulau yang terbentuk dari busur vulkanik dalam sering dikelilingi oleh karang dari batu kapur atau bahan sedimen lainnya yang tererosi dari pulau induknya dan terletak antara aliran lava dan luapan batuan lainnya. Bekas-bekas gunung berapi andesit dan basal yang tererosi ini sekarang masih dapat di lihat, misalnya dekat Mataram (716 dpl). Gunung-gunung berapi ini keluar menembus batuan sedimen dari periode tersier. Contoh lainnya adalah terumbu karang yang ada di sekitar daerah pesisir gunung berapi atau diantara aliran lava yang memasuki laut kemudian menumpuk di dasar lereng pesisir atau lepas pantai. Di bagian selatan Lombok terdapat batuan kapur dan konglomerat dari gunung berapi tersier di pesisir dan pantai yang berbatu cadas, misalnya di daerah Kuta dan Blongas di Lombok Selatan. Setelah pulau-pulau pada busur vulkanik dalam muncul, tidak satu pulaupun yang terbenam air lagi, sehingga pulau-pulau ini siap untuk di koloni hewan ataun tumbuhan termasuk di pulau Lombok. 
  •  Gunung api Bawah laut “Old Andesites” Tanjung Aan dan Pantai Kuta, Lombok 
Pantai Kuta dan Tanjung Aan, Lombok selatan, mulai banyak dikenal karena keindahan panorama pantainya, juga terkenal karena butiran pasirnya yang bulat-bulat berwarna terang atau gelap mirip merica/ lada putih dan lada hitam. Tetapi lebih dari keindahan panorama dan keunikan endapan pasirnya. singkapan kompleks gunungapi bawahlaut “Old Andesites” yang pernah terjadi melingkari sisi baratdaya-selatan-tenggara Sundaland pada kala Oligo-Miosen.


Keistimewaan Lombok selatan menyingkapkan kompleks gunungapi bawahlaut di Kuta dan Tanjung Aan telah disampaikan dalam beberapa forum pertemuan ilmiah atau jurnal dalam kalangan terbatas atau tak diterbitkan terutama oleh kawan-kawan geologist dari Pemda Nusa Tenggara Barat (mis: Pak Heryadi Rachmat, sekarang di Museum Geologi Badan Geologi) atau Badan Geologi (Pak Indyo Pratomo) dalam bingkai untuk memopulerkannya sebagai daerah tujuan geowisata Lombok di samping yang sudah terkenal dari dulu yaitu Gunung Rinjani.


Saat terbaik untuk mengunjungi kompleks gunungapi bawahlaut ini adalah pada saat muka laut surut maksimal karena singkapan berupa bukit-bukit volkanik dan lantai lava yang mengalami pengekaran karena pendinginan bisa didekati dan dipejari dengan detail.


Di pantai Kuta-Tanjung Aan, kompleks endapan gunungapi ini tersingkap luas. Peta geologi Lembar Lombok skala 1:250.000 (Andi Mangga et al., 1994) menyebutkan Formasi Pengulung (Tomp) adalah salah satu dari kompleks endapan gunungapi tersebut, yang terdiri atas: breksi, lava dan tuf, berkomposisi andesit-basaltik, berinterkalasi dengan lensa-lensa batugamping berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal, berasal dari lingkungan pengendapan laut dalam sampai laut dangkal.


Di Kuta, terdapat bukit-bukit berbentuk kerucut tersusun atas batuan volkanik yang telah mengalami ubahan (alterasi) hidrotermal dan sisa-sisa kegiatan gunungapi bawahlaut. Ditemukan retas-retas andesit – basaltik dengan pengekaran kolom. Bukit-bukit kerucut ini umumnya di bagian bawah disusun oleh batuan volkanik lava atau breksi volkanik yang berselingan dengan tuf sehingga menunjukkan perlapisan. Di bagian puncak, bukit disusun oleh batugamping dengan beberapa perkembangan morfologi karst.


Di Tanjung Aan, kita akan disuguhi dengan pemandangan bukit-bukit kecil yang miskin vegetasi atau telanjang sama sekali tanpa tutupan vegetasi berupa bukit batuan yang didominasi batuan volkanik dengan sisipan batugamping di beberapa tempat. Bukit-bukit ini adalah tubuh-tubuh gunungapi (volcanic edifices). Jadi di Tanjung Aan ini, secara hampir utuh tersingkap pusat-pusat volkanik bawahlaut Oligo-Miosen. 



DAFTAR PUSTAKA
Benton, M. J. 2005. Vertebrate Palaentology. Australia, Blackwell Publishi

Monk, K. A.; Y. de Fretes dan G. R. Lilley. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Jakarta, Prenhallindo.
http://geologi.iagi.or.id/2011/07/26/kompleks-gunungapi-bawahlaut-old-andesites-tanjung-aan-lombok/
http://fish-taxon.blogspot.com/2009/07/sejarah-geologi-dan-evolusi-ikan-air.html
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar