- GEOLOGI PULAU LOMBOK
Wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis dan merupakan kesatuan
wilayah laut yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh Barat –
Timur 5.110 Km. dan jarak terjauh Utara – Selatan 1.118 Km. ini berarti panjang
kepulauan Indonesia menduduki + 1/8 equator.
Pulau Lombok terletak di kawasan Wallacea. Penyebutan nama Wallacea digunakan untuk menunjuk kawasan di Indonesia bagian tengah yang terletak diantara paparan-paparan kontinental dangkalan Sunda (Sundaland) dan dangkalan Sahul (Sahulland). Pulau Lombok merupakan pulau pada busur vulkanik dalam. Pulau-pulau pada busur vulkanik dalam pada dasarnya adalah pulau vulkanik samudra yang terbentuk dari serpihan kerak samudra yang tersubduksi kedalam mantel lempeng yang ada diatasnya. Adanya tambahan takanan akibat pemanasan pada proses subduksi ini menyebabkan munculnya gunung berapi yang terus bertambah tinggi hingga muncul kepermukaan laut akibat adanya kegiatan vulkanik.
Pulau Lombok terletak di kawasan Wallacea. Penyebutan nama Wallacea digunakan untuk menunjuk kawasan di Indonesia bagian tengah yang terletak diantara paparan-paparan kontinental dangkalan Sunda (Sundaland) dan dangkalan Sahul (Sahulland). Pulau Lombok merupakan pulau pada busur vulkanik dalam. Pulau-pulau pada busur vulkanik dalam pada dasarnya adalah pulau vulkanik samudra yang terbentuk dari serpihan kerak samudra yang tersubduksi kedalam mantel lempeng yang ada diatasnya. Adanya tambahan takanan akibat pemanasan pada proses subduksi ini menyebabkan munculnya gunung berapi yang terus bertambah tinggi hingga muncul kepermukaan laut akibat adanya kegiatan vulkanik.
Pulau
yang terbentuk dari busur vulkanik dalam sering dikelilingi oleh karang
dari batu kapur atau bahan sedimen lainnya yang tererosi dari pulau
induknya dan terletak antara aliran lava dan luapan batuan lainnya.
Bekas-bekas gunung berapi andesit dan basal yang tererosi ini sekarang
masih dapat di lihat, misalnya dekat Mataram (716 dpl). Gunung-gunung
berapi ini keluar menembus batuan sedimen dari periode tersier. Contoh
lainnya adalah terumbu karang yang ada di sekitar daerah pesisir gunung
berapi atau diantara aliran lava yang memasuki laut kemudian menumpuk di
dasar lereng pesisir atau lepas pantai. Di bagian selatan Lombok
terdapat batuan kapur dan konglomerat dari gunung berapi tersier di
pesisir dan pantai yang berbatu cadas, misalnya di daerah Kuta dan
Blongas di Lombok Selatan. Setelah pulau-pulau pada busur vulkanik dalam
muncul, tidak satu pulaupun yang terbenam air lagi, sehingga
pulau-pulau ini siap untuk di koloni hewan ataun tumbuhan termasuk di
pulau Lombok.
- Gunung api Bawah laut “Old Andesites” Tanjung Aan dan Pantai Kuta, Lombok
Pantai
Kuta dan Tanjung Aan, Lombok selatan, mulai banyak dikenal karena keindahan
panorama pantainya, juga terkenal karena butiran pasirnya yang bulat-bulat
berwarna terang atau gelap mirip merica/ lada putih dan lada hitam. Tetapi
lebih dari keindahan panorama dan keunikan endapan pasirnya. singkapan kompleks
gunungapi bawahlaut “Old Andesites” yang pernah terjadi melingkari sisi
baratdaya-selatan-tenggara Sundaland pada kala Oligo-Miosen.
Keistimewaan Lombok selatan menyingkapkan kompleks gunungapi
bawahlaut di Kuta dan Tanjung Aan telah disampaikan dalam beberapa forum
pertemuan ilmiah atau jurnal dalam kalangan terbatas atau tak diterbitkan
terutama oleh kawan-kawan geologist dari Pemda Nusa Tenggara Barat (mis: Pak
Heryadi Rachmat, sekarang di Museum Geologi Badan Geologi) atau Badan Geologi
(Pak Indyo Pratomo) dalam bingkai untuk memopulerkannya sebagai daerah tujuan
geowisata Lombok di samping yang sudah terkenal dari dulu yaitu Gunung Rinjani.
Saat terbaik untuk mengunjungi kompleks gunungapi bawahlaut
ini adalah pada saat muka laut surut maksimal karena singkapan berupa
bukit-bukit volkanik dan lantai lava yang mengalami pengekaran karena
pendinginan bisa didekati dan dipejari dengan detail.
Di pantai Kuta-Tanjung Aan, kompleks endapan gunungapi ini
tersingkap luas. Peta geologi Lembar Lombok skala 1:250.000 (Andi Mangga et
al., 1994) menyebutkan Formasi Pengulung (Tomp) adalah salah satu dari kompleks
endapan gunungapi tersebut, yang terdiri atas: breksi, lava dan tuf,
berkomposisi andesit-basaltik, berinterkalasi dengan lensa-lensa batugamping
berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal, berasal dari lingkungan pengendapan laut
dalam sampai laut dangkal.
Di Kuta, terdapat bukit-bukit berbentuk kerucut tersusun atas
batuan volkanik yang telah mengalami ubahan (alterasi) hidrotermal dan
sisa-sisa kegiatan gunungapi bawahlaut. Ditemukan retas-retas andesit –
basaltik dengan pengekaran kolom. Bukit-bukit kerucut ini umumnya di bagian
bawah disusun oleh batuan volkanik lava atau breksi volkanik yang berselingan
dengan tuf sehingga menunjukkan perlapisan. Di bagian puncak, bukit disusun
oleh batugamping dengan beberapa perkembangan morfologi karst.
Di Tanjung Aan, kita akan disuguhi dengan pemandangan
bukit-bukit kecil yang miskin vegetasi atau telanjang sama sekali tanpa tutupan
vegetasi berupa bukit batuan yang didominasi batuan volkanik dengan sisipan
batugamping di beberapa tempat. Bukit-bukit ini adalah tubuh-tubuh gunungapi
(volcanic edifices). Jadi di Tanjung Aan ini, secara hampir utuh tersingkap
pusat-pusat volkanik bawahlaut Oligo-Miosen.
DAFTAR PUSTAKA
Benton, M. J. 2005. Vertebrate Palaentology. Australia, Blackwell Publishi
Monk, K. A.; Y. de Fretes dan G. R. Lilley. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Jakarta, Prenhallindo.
http://geologi.iagi.or.id/2011/07/26/kompleks-gunungapi-bawahlaut-old-andesites-tanjung-aan-lombok/
http://fish-taxon.blogspot.com/2009/07/sejarah-geologi-dan-evolusi-ikan-air.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar